BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota-kota besar di Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat, menyebabkan berkurangnya lahan hijau dan meningkatnya ketergantungan pada distribusi pangan dari luar daerah. Dalam situasi ini, muncul fenomena urban farming atau pertanian perkotaan sebagai solusi alternatif. Urban farming tidak hanya menawarkan akses terhadap pangan segar, tetapi juga menciptakan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat kota.
Di tengah tantangan urbanisasi dan krisis lingkungan, urban farming berkembang sebagai gerakan kolektif maupun individu, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan memperkuat hubungan sosial antarwarga.
1.2 Rumusan Masalah
-
Apa yang dimaksud dengan urban farming dan bagaimana praktiknya di kota besar?
-
Apa dampak sosial dari tren urban farming bagi masyarakat kota?
-
Apa saja dampak ekonominya terhadap pelaku dan lingkungan sekitarnya?
1.3 Tujuan Penulisan
-
Menjelaskan konsep dan praktik urban farming di kota besar.
-
Menganalisis dampak sosial dan ekonomi dari tren ini.
-
Memberikan gambaran mengenai potensi pengembangan urban farming ke depan.
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Konsep Urban Farming
Urban farming merupakan kegiatan bercocok tanam, beternak, atau budidaya perikanan yang dilakukan di lingkungan perkotaan dengan memanfaatkan lahan terbatas seperti pekarangan rumah, atap gedung (rooftop), dinding (vertical garden), hingga lahan tidur.
Teknik urban farming meliputi:
-
Hidroponik
-
Vertikultur
-
Akuaponik
-
Kompos skala rumah tangga
-
Greenhouse kecil
-
Kebun komunitas
2.2 Dampak Sosial Urban Farming
a) Peningkatan Kesadaran Lingkungan
Urban farming memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan, pengurangan limbah organik, dan pelestarian lingkungan.
b) Penguatan Hubungan Sosial
Kebun komunitas mempertemukan warga lintas usia dan latar belakang untuk bekerja sama, menciptakan ruang interaksi, dan membangun solidaritas sosial.
c) Pendidikan dan Literasi Pangan
Urban farming menjadi media edukatif yang efektif bagi anak-anak dan remaja untuk memahami asal-usul makanan dan pentingnya pola makan sehat.
d) Pengentasan Stres dan Kesehatan Mental
Aktivitas berkebun terbukti memberikan manfaat psikologis seperti mengurangi stres, kecemasan, dan meningkatkan kualitas hidup.
2.3 Dampak Ekonomi Urban Farming
a) Sumber Pendapatan Tambahan
Banyak pelaku urban farming berhasil menjual hasil panen seperti sayur hidroponik, telur ayam kampung, atau pupuk kompos, baik secara langsung maupun melalui platform online.
b) Penghematan Pengeluaran Rumah Tangga
Dengan menanam sendiri, keluarga dapat menghemat pengeluaran untuk bahan makanan harian, terutama sayur dan rempah.
c) Munculnya Wirausaha Baru
Tren ini mendorong lahirnya wirausaha muda di bidang agrikultur perkotaan, baik sebagai produsen maupun penyedia alat dan teknologi pertanian modern.
d) Katalis Ekonomi Lokal
Urban farming mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan melibatkan UMKM dalam pengolahan hasil panen, distribusi, dan pelatihan.
2.4 Tantangan Pengembangan Urban Farming
-
Keterbatasan lahan dan akses air
-
Kurangnya pengetahuan teknis
-
Ketiadaan regulasi atau dukungan pemerintah daerah yang memadai
-
Kesulitan dalam pemasaran hasil panen dalam skala besar
Meski demikian, banyak komunitas dan pelaku urban farming tetap aktif karena dorongan kepedulian sosial dan komitmen terhadap keberlanjutan.
BAB III – PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Urban farming telah membawa dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat kota besar. Secara sosial, kegiatan ini meningkatkan interaksi sosial, kesadaran lingkungan, dan kesehatan mental. Secara ekonomi, urban farming membuka peluang usaha, mengurangi pengeluaran rumah tangga, serta memperkuat ekonomi lokal. Tren ini memiliki potensi besar jika didukung oleh kebijakan dan edukasi yang berkelanjutan.
3.2 Saran
-
Pemerintah daerah perlu memberikan pelatihan, insentif, dan penyediaan fasilitas dasar seperti air dan benih.
-
Sekolah dan kampus dapat mengintegrasikan urban farming ke dalam kurikulum praktikum.
-
Kolaborasi antara komunitas, akademisi, dan pelaku industri perlu dikembangkan untuk memperluas dampak positif urban farming di kota-kota besar.
Daftar Pustaka
-
Badan Pangan Nasional. (2023). Urban Farming dan Ketahanan Pangan Kota.
-
Kompas.com. (2024). Kebun di Tengah Kota: Solusi Hijau di Tengah Beton.
-
Republika. (2024). Urban Farming Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Jakarta.
-
Nurhayati, D. (2022). Pertanian Kota dan Transformasi Sosial.
-
FAO. (2023). Urban Agriculture: Food, Jobs, and Sustainable Cities.
Komentar
Posting Komentar