Tinggalkan Komentar Anda

Terimakasih Sudah Berkunjung Di Kumpulan Makalah Praktis
Mohon Kritik Dan Saran yang Sifatnya Membangun, Untuk Perbaikan Tulisan Kumpulan Makalah Praktis
Cantumkan Link/alamat Web Anda Jika Ingin DiCopas
Berkomentarlah Yang Sopan dan santun
Terimakasih

Selasa, 11 Desember 2012

Syi’ah Dan Golonganya “Syiah As-Saba’iyah dan Syiah Ghulat” Dalam Kaca Mata Islam


Oleh : Irvanuddin

Disampaikan dalam kegiatan perkuliahan
Mata Kuliah “Ilmu Tauhid”
Tanggal 21 Desember 2011, Universitas Al-Washliyah (UNIVA) Medan

 1.      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Syi`ah merupakan aliran teologi Islam yang namanya sampai saat ini masih tetap eksis di dalam kajian teologi Islam, dan penganutnya pun cukup banyak dan tersebar di berbagai belahan dunia, berbeda dengan aliran-aliran lain yang telah musnah, seperti Khawarij, Murjiah, Qadariyyah dan lain sebagainya.
Arti dari Syi`ah itu sendiri di dalam bahasa Arab adalah pengikut, Syiah Ali berarti –menurut bahasa Arab- “Pengikut Ali”. Tetapi arti kaum “kaum Syiah” menurut istilah yang dipakai dalam lingkungan ummat Islam adalah kaum yang beritikad bahwa saidina Ali Karamalluhu wajhah adalah orang yang yang berhak menjadi khalifah pengganti Nabi, karena Nabi berwasiat bahwa pengganti beliau sesudah wafat adalah saidina Ali.
Kelanjutan dari i`tikad ini maka khalifah-khalifah pertama, kedua, dan ketiga yaitu Abu Bakar, Umar, dan Usman adalah Khalifah yang tidak sah, perampok-perampok yang berdosa, karena mengambil pangkat khalifah tanpa hak dari sayidina `Ali. ”Bahkan syi’ah menjelek-jelekan sahabat terdahulu seperti yang dikatakan Al-Alamah Muhammad Al-Baqir Al Majlisi menyebutkan dalam bahasa persia yang artinya Abu Bakar dan Umar adalahh fir’aun dan Hamman”[1].

B.     Rumusan Dan Batasan Masalah
Pada masa khalifah Abu Bakar R.a (11-13 H), begitu juga pada zaman Khalifah Usman bin `Affan (13-23 H) gerakan dan faham Syi`ah tidak ada, karena zaman itu zaman yang paling dekat dengan zaman Rasulullah Saw, orang-orangnya adalah sahabat-sahabat Nabi yang berilmu dan tidak mudah dikutak-katik oleh faham sesat. Para sahabat terkemuka dan jumhur ummat Islam tidak menerima faham Syi`ah ini, apalagi faham yang akan menentang Sayidina Abu Bakar Shidiq dan Sayidina Umar.
Mereka berpendapat bahwa pengangkatan khalifah Abu Bakar dan Umar, dan Usman adalah sah, dan Nabi Muhammad tidak berwasiat tentang siapa yang akan mengganti beliau. Mereka berpendapat bahwa pengangkatan cara syura pada pertemuan Saqifah bani Sa`idah adalah sesuai dengan tuntunan Islam.
Ketika khalifah Umar digantikan oleh Usman, (25-35 H), Usman tidak hanya sibuk mengatur Negara dan pemerintahan, tapi beliau sibuk mengumpul ayat-ayat suci, sampai berhasil menjadikan Alquran dalam satu mashaf yang sampai sekarang dinamakan dengan mashaf Usmani. Kemudian Pada lima tahun menjelang akhir pemerintahan Usman, faham syiah mulai muncul dan sedikit mendapat pasaran juga. Maka berkobar-kobarlah faham anti Usman dan anti khalifah-khalifah yang dulu. Mereka mengatakan bahwa yang berhak menjadi khalifah sesudah wafatnya Rasulullah adalah Sayidina Ali. Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Usman telah merampas hak Khalifah yang sah.
Adapun batasan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain sbagai berikut:
1.      Makalah ini membahas sejarah singkat berdirinya syiah.
2.      Makalah ini membahas sejarah singkat Syiah As-Saba’iyah dan Syiah Ghulat.
3.      Makalah ini membahas tentang doktrin-doktrin Syiah As-Saba’iyah dan Syiah Ghulat.
4.      Makalah ini membahas tentang pokok-pokok ajaran syiah.

C.    Tujuan penulisan
Dalam penulisan makalah ini, tentunya pemakalah mempunyai tujuan antara lain:
1.      Pemakalah ingin mengetahui sejarah awal mula berdirinya syiah beserta golonganya.
2.      Pemakalah ingin mengetahui doktrin-doktrin apa saja yang diterapkan oleh syiah atau golonganya, sehingga kaum syiah berani berbuat sangat ekstrim terhadap para sahabat sebelum Sayidina Ali.
3.      Pemakalah ingin mengetahui pokok-pokok ajaran yang diterapkan oleh kaum syiah.
4.      Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ”Ilmu Tauhid”.

2.      PEMBAHASAN
A.    Sejarah Singkat Berdirinya Syiah
Secara fisik, sulit dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Akan tetapi jika diteliti lebih dalam terutama dari sisi akidah, perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga tidak mungkin disatukan..
Syiah menurut etimologi bahasa arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. (Tahdzibul Lughah, 3/61 karya Azhari danTaajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi)
Adapun menurut terminologi syariat, syiah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum muslimin, begitu pula sepeninggal beliau (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal karya Ibnu Hazm)
Syiah mulai muncul setelah pembunuhan khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa tahun-tahun awal jabatannya, Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir kekhalifahan Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya perpecahana, muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh Utsman, sehingga setelah itu umat islam pun berpecah-belah.
Pada masa kekhalifahan Ali juga muncul golongan syiah akan tetapi mereka menyembunyikan pemahaman mereka, mereka tidak menampakkannya kepada Ali dan para pengikutnya.
”Selain golongan-golongan yang ada dalam islam, dalam tubuh syi’ah sendiri terdapat beberapa golongan, yaitu : Syi’ah Almukhlasin,  Syi’ah Tafdliliyah, Syi’ah As-Saba’iyah, Syi’ah Ghulat”[2].
1.      Syi’ah Almukhlasin
Yaitu sekolompok syi’ah yang pada waktu Ali bin Abi Thalaib RA menjadi khalifah sudah ada. Mereka terdiri dari Muhajirin dan Anshar yang mendukung Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Mereka tidak mengkafirkan, mencaci, menghina dan membenci shahabat, mereka juga berpegang teguh dengan ajaran Allah dan rasulnya.
2.      Syi’ah Tafdliliyah
Adalah kelompok yang sepenuhnya mendukung Khalifa Ali bin Abi Thalaib sebagai khlifah, melebihi sahabat lainnya. Mereka mengkafirkan, mencaci, menghina dan membenci sahabat Nabi SAW. Seperti Umar dan Utsman Bin Affan.
3.      Syi’ah As-Saba’iyah
Kelompok Syi’ah ini disebut juga syi’ah at-Tabriyah. Syi’ah inilah mengkafirkan, mencaci, menghina dan membenci shahabat nabi SAW. Seperti Umar dan Utsman Bin Affan. Mereka berlebihan memuji, membela dan menganggap Ali Bin Abi Thalib Adalah nabi dan bahkan ada yang menganggap Ali adalah Tuhan, seperti Abdullah bi Saba’ yahudi teluen yang membidani berdirinya kelompok syi’ah Saba’iyah.
4.      Syi’ah Ghulat
Adalah kelompok syiah yang secara jelas mengatakan Ali bin Abi Thalib adalah Tuhan, bahkan al Jahd mengatakan ruh Allah adalah ruh Ali bin Abi Thalib.  

B.     Sejarah Syi’ah As-Saba’iyah
Abdullah bin Saba adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang kemudian masuk Islam, sesudah masuk Islam ia lantas ke Madinah pada Akhir-akhir tahun kekuasaan khalifah Usman, yaitu sekitar tahun 30 H. Abdullah bin Saba kebetulan tidak mendapat penghargaan dari khalifah Usman dan orang-orang besar di Madinah sebagaimana harapannya. Pada mulanya, ia menyangka bahwa kalau ia datang ke Madinah ia akan disambut dengan kebesaran sebab ia adalah pendeta Yahudi Yaman yang kemudian masuk Islam. Harapan tersebut meleset, dan tentunya ia merasa kesal dan jengkel. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa masuknya Abdullah bin Saba ke dalam agama Islam adalah dengan tujuan untuk mengacaukan Islam dari dalam, karena mereka tidak sanggup mengacaukan Islam dari luar.
Pada mulanya ia benci kepada khalifah Usman karena beliau tidak mau menyambutnya. Ia membangkitkan gerakan anti Sayidina Usman dan berusaha meruntuhkannya dan menggantikannya dengan Sayidina Ali. Usaha Abdullah bin Saba ini mendapat pasaran di kota-kota besar Ummat Islam ketika itu, seperti Madinah, Mesir, Kufah, Basrah dan lain-lain, karena kebetulan Orang-orang sudah banyak pula yang tidak sesuai dengan Pola kepemimpinan Sayidina Usman, Karena beliau menghilangkan cincin stempel Nabi Muhammad Saw, dan juga beliau banyak mengangkat orang-orang dari suku beliau ”orang-orang Bani Umayyah” menjadi pengusaha-pengusaha daerah.
Demi untuk menjatuhkan dan mengalahkan Sayidina Usman, Abdullah bin Saba pergi ke Mesir, Kufah, Basrah, Damsyik dan kota-kota lain untuk membuat propaganda tentang keagungan Sayidina Ali. Abdullah bin Saba sangat berlebih-lebihan dalam mengagungkan Sayidina Ali dan sangat berani membuat hadits-hadits palsu yang bertujuan mengagungkan Sayidina Ali dan merendahkan Sayidina Usman, Umar dan Abu Bakar.
Ketika Usman berhasil dibunuh oleh kaum pemberontak, maka para pemberontak dan begitupun yang bukan pemberontak sepakat untuk mengangkat Ali sebagai pengganti Usman. Bagi kaun Syi`ah, Sayidina Ali adalah Khalifah yang pertama karena mereka tidak mengakui Khalifah-khalifah sebelumnya, yaitu Abu Bakar, Umar dan Usman. Kaum Syi`ah sangat mengagung-agngkan Sayidina Ali, seperti mengatakan bahwa Sayidina Ali adalah Imam yang mendapat wahyu dari Tuhan, Imam yang berpangkat kenabian dan bahkan ada sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa Sayidina Ali adalah Nabi yang ditunjuk oleh Tuhan tetapi karena kesalahan Jibril akhirnya Muhammad-lah yang kemudian diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

C.    Doktrin-Doktrin Syi’ah Saba’iyah
Syi’ah saba’iyah memiliki doktrin-doktrin yang yang diajarkan kepada pengikutnya. Para pengikut syi’ah saba’iyah percaya bahwa Islam dibangun oleh tujuh pilar seperti yang dijelaskan Al-Qahdhi An-Nu’man dalam Da’aim Al-Islam. Tujuh pilar tersebut adalah iman, thaharah, salat, zakat, saum, haji dan jihad.
Dalam pandangan kelompok syi’ah saba’iyah keimanan hanya dapat diterima bila hanya sesuai dengan keyakinan mereka, yakni melalui Walayah (kesetiaan) kepada imam zaman. Imam adalah seorang yang menuntun umatnya kepada pengetahuan.
Menurut mereka manusia melalui kehidupan itu kecuali denganbimbingan, yang meliputi kepemimpinan dan pembaharuan kehidupan, pengetahun dan aturan-aturan dan bimbingan pemerintahan yang berdasarkan islam. Dalam hal ini imam lah yang akan memberikan itu semua. Pribadi yang dapat melakukan bimbingan seprti itu adalah pribadi yanag ditunjuk Allah dan Rasul Nya dan rasul pun menunjukan atas perintah Allah, imam adalah penunjukan melalui wasiat.
Syarat-syarat seorang imam dalam pandangan Syi’ah Saba’iyah adalah sebagai berikut:
1.      ”Imam harus berasal dari keturunan Ali melalui perkawinannya dengan Fatimah yang kemudian dikenal dengan Ahlul Bait”[3].
2.      Berbeda dengan aliran Kaisaniyah,” Pengikut mukhtar Ats-tsawafi, mempropagandakan bahwa keimaman harus dari keturunan Ali melalui pernikahan dengan seorang wanita dari bani Hanifah dan mempunyai anak yang bernama Muhammad bin Al-Hanifah”[4].
3.      ”Imam harus berdasarkan penunjukan atau nas”[5]. Syi’ah Saba’iyah meyakini setelah nabi wafat, Ali menjadi imam berdasarkan penunjukan khusus yang dilakukan nabi sebelum beliau wafat. Suksesi keimaman sebelum beliau wafat. Suksesi keimaman menurut faham ini harus berdasarkan nas atau penunjukan imam terdahulu.
4.      ”Keimaman harus jatuh pada anak tertua”[6].
5.      Imam Harus Maksum (terjaga dari perbuatan dosa)
6.      Imam harus dijabat oleh orang yang paling baik (Best of Man). Dalam hal ini ucapan dan perbuatan imam  tidak diperbolehkan bertentangan dengan syari’at sifat dankekuasaan imam hampir sama dengan nabi hanya perbedaannya nabi memperoleh wahyu sedangkan imam tidak.

D.    Sejarah Syi’ah Ghulat
Istilah ghulat berasal dari kata Ghala-yaghlu-Ghuluw artinya Bertambah dan naik. Ghala bi Ad-Din Artinya memperkuat dan menjadi Ekstrim sehingga melampaui batas. Syi’ah Ghulat adalah kelompok pendukung ali yang memiliki sifat berlebih-lebihan atau ekstrim. Ada juga yang memberikan pengertian Syi’ah ghulat adalah golongan yang menganggap atau menempatkan Ali pada derajat ketuhanan dan ada yang menempatkan pada derajat kenabian bahka lebih tinggi daripada Muhamamd.
Gelar ekstrim yang diberikan kepada kelompok ini berkaiatan dengan pendapatnya yang janggal, yakni ada beberapa orang yang dianggap khusus dianggap tuhan dan ada juga beberapa orang dianggap rasul setelah Nabi Muhammad.

E.     Doktrin-Doktrin Syi’ah Ghulat
Menurut Syahratani ada empat doktrin yang disebarkan oleh syi’ah ghulat yang membuat mereka manjadi ekstrim, yaitu Tanasukh, Bada’, Raj’ah, Tasbih.. Moojam Momen manambahkan dengan ghulul dan Ghayba.
1.      Tanasukh adalah keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil dari jasad yang lain. Golongan ini berpendapat bahwa roh-roh yang ada pada jasad imam mereka adalah turunan dari roh Allah.
2.      Bada’ Adalah keyakinan  bahwa Allah Mengubah kehendaknya sejalan dengan perubahan keilmuan Serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan sebaliknya.
3.      Raj’ah adalah Golongan yang mempercayai bahwa Imam Mahdi Al-Muntazhar akan datang kebumi. Namun mereka berbeda pendapat siapakah yang akan kembali, sebagian mengatakan yang akan kembali kebumi adalah Ali dan ada yang mengatakan Ja’far bin Shadiq, dan ada yang mengatakan Muhammad bin Hanafiah, bahkan Mukhtar Ast-Tsaqofi.
4.      Tasbihartinya menyerupakan, mempersamakan. Syi’ah Ghula telah menyerupakan imam mereka dengan tuhan atau menyerupakan Tuhan.
5.      Ghulul, Artinya tuhan berapa pada setiap tempat, berbicara dengan semua bahasa, dan ada pada setiap induvidu manusia. Hulul bagi Syo’ah Ghulat berarti tuhan menjelma dalam diri imam sehingga imam harus disembah.
6.      GhaybaArtinya menghilangkan Imam Mahdi. Ghayba merupakan kepercayaan bahwa imam mahdi itu ada di dalam negeri ini tan tidak dapat dilihat oleh mata biasa.   

F.     Pokok-Pokok Ajaran Syiah
Seperti halnya Firqah-firqah lain, Syiah pun mempunyai beberapa ajaran-ajaran pokoknya, diantaraya adalah:
1.      Syi`ah meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw, atas perintah Allah telah menunjuk dan mengangkat Ali sebagai Khalifah sesudanya, ia lakukan berkali-kali dan dalam berbagai kesempatan yang berbeda. Di Ghadir Khum, dekat dengan Juhfah misalnya, Nabi membacakan Khutbahnya yang sangat popular di depan para sahabatnya sepulang dari menunaikan ibadah haji. Nabi bersabda:Wahai Orang-orang yang beriman!bukankah diriku lebih utama dari kalian?mereka berkata:Betul! Nabi melanjutkan: barang siapa yang aku adalah pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.Mereka mengutuk Abu Bakar, Umar dan Usman, karena ketiganya telah merampas hak Ali.
2.      Kaum syiah meyakini bahwa suatu saat nanti Imam mereka akan kembali lagi untuk menegakkan keadilan di dunia ini.
3.      Menurut mereka, percaya dan iman kepada Imam merupakan rukun Iman.
”Bahkan dari mereka berpendapat tentang imam yang mereka anut adalah sebagai berikut”[7]:
a.       Para imam bebas menentukan halal dan haram
“Dalam hal ini yang dijadikan dasar adalah pendapat Al-Alamah al-Qazwaini menegaskan bahwa yang diberi hak untuk menentukan mana yang halal dan yang haram adalah nabi muhammad, Ali dan Fatimah serta imam keturunannya”[8].
b.      Para imam memiliki sifat maksum, sepertinya halnya para nabi
Para imam di sucikan dari dosa dan dibeersihkan dari kejelekan-kejelekan. Dia adalah maksum, mendapat petunjuk dan bimbingan. Dia terbebas dari kesalahan dan kekeliruan.[14]
c.       Yang membedakan antara imam dan manusia biasa
Menurut syi’ah yang membedakan antara imam dan manusia biasa Ditandai dengann 8 tanda sebagai berikut:
Ø  Dia dilahirkan dalam keadan suci dan berkhitan
Ø  Apabila ia menyentuh bumi maka ia bertumpu pada kedua telapak tangan sambil mengucapkan dua kalimah syahadat.
Ø  Dia tidak junub
Ø  Kedua matanya tertidur sedangkan hatinya hatinya tidak
Ø  Dia tidak pernah menguap dan tidak mengeluarkan ingus
Ø  Dia bisa melihat dari belakang seperti melihat dari muka
Ø  Angin yang keluar dari perutnya berbau seperti kasturi dan bumi disuruh menutupi dan menelannya,
Ø  Apabila memakai baju besi rasulullah, ukurannya tepat tapi kalau dipakai orang lain baik tinggi ataupun pendek ukurannya selalu lebih sejengkal.

3.      PENUTUP
Syiah menurut etimologi bahasa arab bermakna pembela dan pengikut seseorang, selain itu juga bermakna setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara. (Tahdzibul Lughah, 3/61 karya Azhari danTaajul Arus, 5/405, karya Az-Zabidi)
Adapun menurut terminologi syariat, syiah bermakna mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk menjadi khalifah kaum muslimin, begitu pula sepeninggal beliau (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal karya Ibnu Hazm)
Syiah mulai muncul setelah pembunuhan khalifah Utsman bin ‘Affan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa awal kekhalifahan Utsman yaitu pada masa tahun-tahun awal jabatannya, Umat islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir kekhalifahan Utsman terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya perpecahana, muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh Utsman, sehingga setelah itu umat islam pun berpecah-belah.
Dalam golongan Syi’ah terdapat beberapa golongan, yaitu
1.      Syi’ah Almukhlasin
2.      Syi’ah Tafdliliyah
3.      Syi’ah As-Saba’iyah
4.      Syi’ah Ghulat
Golongan-golongan syi’ah mempunyai ajaran, antara lain sebagai berikut :
1.      Syi`ah meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw, atas perintah Allah telah menunjuk dan mengangkat Ali sebagai Khalifah sesudanya, ia lakukan berkali-kali dan dalam berbagai kesempatan yang berbeda
  1. Kaum syiah meyakini bahwa suatu saat nanti Imam mereka akan kembali lagi untuk menegakkan keadilan di dunia ini Menurut mereka,
  2. Percaya dan iman kepada Imam merupakan rukun Iman.
Dalam pandangan kelompok syi’ah saba’iyah keimanan hanya dapat diterima bila hanya sesuai dengan keyakinan mereka, yakni melalui Walayah (kesetiaan) kepada imam zaman. Imam adalah seorang yang menuntun umatnya kepada pengetahuan.
Menurut Syahratani ada empat doktrin yang disebarkan oleh syi’ah ghulat yang membuat mereka manjadi ekstrim, yaitu Tanasukh, Bada’, Raj’ah, Tasbih.. Moojam Momen manambahkan dengan ghulul dan Ghayba.

4.      Daftar pustaka
Ø  Syeikh Muhammad Abdul Sattar at-Tunsawi, ”Membongkar Kesesatan Syiah”,Bandung, Badan Anggota IKAPI.
Ø  KH. Sufyan Raji Abdullah, “Mengenal Aliran-Aliran dalam Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya”, Jakarta,: Pustaka Al-RiyadH.
Ø  W. Montgomeri Subhi, “Islamic Politikal Thougt”, Edinburg University pers, Edimbung, 1968.
Ø  Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, teerj. Abd. Rohman Dahlan dan Ahmad Qorib, Jakarta, Logos, 1996.
Ø  Moojan Momen, “An Introduction to Shi’i Islam”, Yale University Pers, London, 1985.
Ø  Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Islam,  Mesir, An-Nahdlah, 1976.
Ø  Muhammad Thalib, “Syi’ah Menguak Tabir Kesesatan dan Penghinaannya Terhadap Islam”Yoyakarta: El-Qossam.
Ø  As-Shafi fi Syarhi Ushulul Kahfi, jus 3.





[1] Syeikh Muhammad Abdul Sattar at-Tunsawi, ”Membongkar Kesesatan Syiah”,Bandung, Badan Anggota IKAPI, hal 74.

[2] KH. Sufyan Raji Abdullah, “Mengenal Aliran-Aliran dalam Islam dan Ciri-Ciri Ajarannya”, Jakarta,: Pustaka Al-Riyadh hal 79.

[3] W. Montgomeri Subhi, “Islamic Politikal Thougt”, Edinburg University pers, Edimbung, 1968 hal 43.
[4] Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, teerj. Abd. Rohman Dahlan dan Ahmad Qorib, Jakarta, Logos, 1996 hal 37.
[5] Moojan Momen, “An Introduction to Shi’i Islam”, Yale University Pers, London, 1985, hal 153.
[6] Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh Al-Islam,  Mesir, An-Nahdlah, 1976, hal 154

[7] Muhammad Thalib, “Syi’ah Menguak Tabir Kesesatan dan Penghinaannya Terhadap Islam”Yoyakarta: El-Qossam, hal 48.
[8] As-Shafi fi Syarhi Ushulul Kahfi, jus 3 hal 149.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar