A.
Pendahuluan
Dunia pendidikan
saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari soal rumusan
tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada
persoalan guru, metode, kurikulum dan lain sebagainya.
Dan upaya untuk
mengatasi masalah tersebut masih terus dilakukan dengan berbagai upaya. Tetapi
upaya yang demikian itu tampaknya perlu dilacak pada akar permasalahannya yang
bertumpu pada pemikiran filosofis. Kita ketahui bahwa secara umum filsafat
berupaya menjelaskan inti dari segala yang ada, dan karena itu filsafat dikenal
sebagai induk segala ilmu.
Filsafat
pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam
dunia pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti
yang akan kita bahas dalam makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa
yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam dan fungsinya serta metode-metode
apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Tujuan dari
makalah ini agar kita mengetahui dan memikirkan bagaimana menggunakan metode
pendidikan ketika terjun dalam masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak
langsung. Karena dengan mengetahuinya kita setidaknya sudah bisa mengantisipasi
segala problem yang akan kita hadapi saat berada dalam masyarakat khususnya dalam
hal pendidikan.
B.
Pengertian Metode Pendidikan Islam
Dalam bab ini
kita akan membahas tentang pengertian Metode Pendidikan Islam. Dimana setiap
kata akan kita bahas satu persatu yaitu: metode, Pendidikan, Pendidikan Islam,
Metode Pendidikan, Dan metode Pendidikan Islam. Tujuannya agar pembaca lebih
memahami secara mendalam tentang Metode Pendidikan Islam ini.
1.
Pengertian Metode
Kata metode
berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari kata "meta" yang
berarti melalui, dan kata "hodos" yang berarti jalan. Jadi metode
berarti jalan yang dilalui. Runes, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Noor
Syam, secara teknis menerangkan bahwa metode adalah (1) Suatu prosedur yang
dipakai untuk mencapai suatu tujuan. (2) Suatu teknik mengetahui yang dipakai
dalam proses mencari ilmu pengetahuan dari suatu materi tertentu. (3) Suatu
ilmu yang merumuskan aturan-aturan dari suatu prosedur. Selain itu ada pula
yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan.Ada lagi pendapat yang
mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan
untuk mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisinya sebagai cara
untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan
ilmu atau tersistematisasikannya suatu pemikiran.
Dalam bahasa
Arab metode diungkapkan dalam berbagai kata. Terkadang digunakan kata
al-thariqah, Manhaj, dan al-Wasilah. Al-thariqah berarti jalan, Manhaj berarti
sistem, dan al-Wasilah berarti perantara atau mediator. Dengan demikian, kata
arab yang dekat dengan arti metode adalah Al-thariqah. Kata-kata serupa ini
banyak dijumpai dalam al-Qur'an menurut Muhammad Fuad Abd al-Baqi didalam
al-Qur'an kata al-Thariqah diulang sebanyak sembilan kali. Kata ini terkadang
dihubungkan dengan objeknya yang dituju oleh al-Thariqah seperti neraka,
sehingga jalan menuju neraka (Q.S 4:169) terkadang dihubungkan dengan sifat
dari jalan tersebut, seperti al-Thariqah al-Mustaqimah yang diartikan jalan yang
lurus (Q.S. 46:30).
Mohammad Athiyah al-Abrasy mendefinisikan metode sebagai jalan yang kita ikuti memberi paham kepada murid-murid dalam segala macam pelajaran, dalam segala mata pelajaran. Metode adalah rencana yang kita buat untuk diri kita sebelum kita memasuki kelas, dan kita terapkan dalam kelas selama kita mengajar dalam kelas itu. Kemudian Prof. Abd al-Rahim Ghunaimah menyebut metode sebagai cara-cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan sesuatu kepada anak didik. Adapun Adgar Bruce Wesley mendefinisikan metode sebagai kegiatan yang terarah bagi guru yang menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar, hingga pengajaran menjadi berkesan.
Mohammad Athiyah al-Abrasy mendefinisikan metode sebagai jalan yang kita ikuti memberi paham kepada murid-murid dalam segala macam pelajaran, dalam segala mata pelajaran. Metode adalah rencana yang kita buat untuk diri kita sebelum kita memasuki kelas, dan kita terapkan dalam kelas selama kita mengajar dalam kelas itu. Kemudian Prof. Abd al-Rahim Ghunaimah menyebut metode sebagai cara-cara yang diikuti oleh guru untuk menyampaikan sesuatu kepada anak didik. Adapun Adgar Bruce Wesley mendefinisikan metode sebagai kegiatan yang terarah bagi guru yang menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar, hingga pengajaran menjadi berkesan.
Dalam pandangan
filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai sifat ganda, yaitu bersifat polipragmatis
dan monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode itu mengandung kegunaan yang
serba ganda (multipurpoce). Misalnya, suatu metode tertentu pada suatu situasi
dan kondisi tertentu dapat dipergunakan untuk merusak, dan pada situasi dan
kondisi yang lain dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan membangun.
Contohnya, penggunaan video cassete recorder (VRC) untuk merekam semua jenis
film, baik fornografis maupun yang moralis, yang hal itu bila dipergunakan
sebagai media pembelajaran, maka sasarannya dapat merusak disamping dapat
memperbaiki atau membangun. Monopragmatis adalah alat yang hanya dapat
dipergunakan untuk mencapai satu macam tujuan. Misalnya, laboratorium ilmu
alam, hanya dapat dipergunakan untuk eksperimen-eksperimen bidang ilmu alam,
tidak dapat dipergunakan untuk eksperimen bidang ilmu lain.
2.
Pengertian Pendidikan Islam
Setelah kita
membahas tentang metode, selanjutnya kita akan membahas tentang pendidikan
Islam. Tetapi terlebih dahulu kita akan membahas tentang pendidikan. Banyak
para pakar pendidikan yang mendefinisikan pendidikan secara berbeda-beda tetapi
pada intinya sama.
Beberapa ahli pendidikan di Barat yang memberikan arti pendidikan sebagai proses antara lain: Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
Beberapa ahli pendidikan di Barat yang memberikan arti pendidikan sebagai proses antara lain: Menurut Mortimer J. Adler mengartikan pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.
Menurut William
Mc Gucken, SJ, seorang tokoh pendidikan Katolik berpendapat bahwa pendidikan
diartikan oleh ahli Scholaktik, sebagai suatu perkembangan dan kelengkapan dari
kemampuan-kemampuan manusia baik moral, intelektual, maupun jasmaniah yang
diorganisasikan, dengan atau untuk kepentingan individual atau sosial dan
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang bersatu dengan Penciptanya sebagai
tujuan akhir.
Menurut Prof.
Sugarda Purbakawaca, dalam "Ensiklopedi Pendidikan"nya, memberikan
pengertian pendidikan, sebagai berikut: "Pendidikan dalam arti luas
meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta ketrampilannya (orang
menamakan ini juga "mengalihkan" kebudayaan, dalam bahasa Belanda:
Cultuurover dracht) kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat
memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani."
Setelah membahas Pendidikan
selanjutnya kita akan memaparkan tentang pendidikan Islam. Berikut ini adalah
beberapa pengertian Pendidikan Islam secara terminologi yang diformulasikan
oleh para ahli Pendidikan Islam, diantaranya adalah:
a.
Menurut al-Syaibaniy
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku
individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu
aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam
masyarakat.
b.
Menurut Muhammad
Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan,
mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan
nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut,
diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
c.
Ahmad D. Marimba
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil)
d.
Ahmad Tafsir
mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh
seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.
Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.
3.
Metode Pendidikan Islam
Dari beberapa
pengertian yang diformulasikan oleh para pakar diatas tentang pengertian Metode
dan Pendidikan Islam. Kita dapat menyimpulkan tentang pengertian Metode
Pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh al-Syaibaniy yaitu, segala segi
kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka
kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, ciri-ciri perkembangan
peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta
didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang
dikehendaki pada tingkah laku mereka.
Ahmad Tafsir secara
umum membatasi bahwa metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam
upaya mendidik. Kemudian Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa metode
Pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau
mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada anak didik.
Selanjutnya jika
kata metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan Islam, dapat membawa arti
sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga
dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu
metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, manggali,
dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
C.
Fungsi Metode Pendidikan Islam
Tentang fungsi
metode secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang
sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.
Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu
ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode
berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasara dengan cara yang sesuai
perkembangan objek tersebut.
Dalam al-Qur'an
metode dikenal sebagai sarana yang menyampaikan seseorang kepada tujuan
penciptaan-Nya sebagai khalifah di muka bumi dengan melaksanakan pendekatan
dimana manusia ditempatkan sebagai makhluk yang memiliki potensi rohaniah dan
jasmaniah yang keduanya dapat digunakan sebagai saluran penyampaian materi
pelajaran. Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan
metode, yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana
menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan, dan motivasi, sehingga pelajaran
atau materi didikan itu dapat dengan mudah diberikan. Banyaknya metode yang
ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan
paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.
Pada
kenyataannya, metode merupakan sesuatu yang sangat penting dalalm terciptanya
sebuah pendidikan yang ideal. Dengan metode-metode seorang pendidik akan bisa
menyampaikan ilmunya kepada peserta didik. Tetapi jika pendidik tidak memiliki
metode dalam penyampaian materi pendidikan, maka peserta didik akan kesulitan
dalam memahami materi yang disampaikan. Metode bisa dikatakan adalah sebagai
jembatan yang menghubungkan pendidik dengan anak didik kepada tujuan
pendidikan, yaitu terbentuknya kepribadian. Bila dikaitkan dengan Islam
kepribadian ini lebih mengarah pada kepribadian muslim, yang mencerminkan
nilai-nilai keislaman.
Dengan demikian,
jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pendidikan.
Karena dengan metode seorang pendidik akan lebih mudah dalam memberikan materi.
Dan peserta didik akan mudah dalam memahami apa yang disampaikan oleh pendidik.
D.
Asas-Asas Umum Metode Pendidikan Islam
Sesungguhnya
metode pendidkan Islam memiliki asas-asas dimana ia tegak berdiri dan
memperoleh unsur, tujuan, dan prinsip-prinsip. Asas-asas tersebut pada
prinsipnya tidak banyak berbeda dengan asas-asas tujuan dan kurikulum
pendidikan Islam. Konsep ini menggambarkan bahwa seluruh komponen yang terkait
dalam proses pendidikan Islam adalah merupakan satu kesatuan yang membentuk
suatu sistem. Secara umum, asas-asas metode pendidikan Islam itu menurut
al-Syaibany, adalah:
1.
Asas Agama, yaitu
prinsip-prinsip, asas-asas dan fakta-fakta umum yang diambil dari sumber asasi
ajaran Islam, yakni al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
2.
Asas-Biologis, yaitu
dasar yang mempertimbangkan kebutuhan jasmani dan tingkat perkembangan usia
peserta didik.
3.
Asas Psikologis,
yaitu prinsip yang lahir diatas pertimbangan kekuatan psikologis, seperti
motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, bakat dan kecakapan akal
atau kapasitas intelektual.
4.
Asas Sosial, yaitu
asas yang bersumber dari kehidupan sosial manusia seperti tradisi,
kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan dan tuntutan kehidupan yang senantiasa
maju dan berkembang.
Sementara dari
sudut pandang pelaksanaannya, asas-asas pendidikan Islam dapat diformulasikan
kepada:
1.
Asas Motivasi, yaitu
usaha pendidik untuk membangkitkan perhatian peserta didik kearah bahan pelajaran
yang sedang disajikan.
2.
Asas Aktivitas,
yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ambil bagian secara
aktif dan kreatif dalam seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.
3.
Asas Apersepsi,
mengupayakan respon-respon tertentu dari peserta didik sehingga mereka
memperoleh perubahan pada tingkah laku, pembendaharaan konsep, dan kekayaan
akan informasi.
4.
Asas Peragaan, yaitu
memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang
diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan.
5.
Asas Ulangan, yaitu
usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar peserta didik
dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap
6.
Asas Korelasi,
menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya, sehingga
membentuk mata rantai yang erat.
7.
Asas Konsentrasi,
yaitu memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari keseluruhan bahan
pelajaran untuk melaksankan tujuan pendidikan serta memperhatikan peserta didik
dalam segala aspeknya.
8.
Asas
Individualisasi, yaitu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual peserta
didik.
9.
Asas Sosialisasi,
yaitu menciptakan situasi sosial yang membangkitkan semangat kerjasama antara
peserta didik dengan pendidik atau sesama peserta didik dan masyarakat, dalam
menerima pelajaran agar lebih berdaya guna.
10.
Asas Evaluasi, yaitu
memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki peserta
didik sebagai umpan balik pendidik dalam memperbaiki cara mengajar.
11.
Asas Kebebasan,
yaitu memberikan keleluasan keinginan dan tindakan bagi peserta didik dengan
dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif.
12.
Asas Lingkungan,
yaitu menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi
dengan lingkungan.
13.
Asas Globalisasi,
yaitu memperhatikan reaksi peserta didik terhadap lingkungan secara
keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, sosial
dan sebagainya.
14.
Asas Pusat-Pusat
Minat, yaitu memperhatikan kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan suatu yang
berharga bagi seseorang.
15.
Asas Ketauladanan,
yaitu memberikan contoh yang terbaik untuk ditiru dan ditauladani peserta
didik.
16.
Asas Kebiasaan,
yaitu mambiasakan hal-hal positif dalam diri peserta didik sebagai upaya praktis
dalam pembinaan mereka.
Metode
pendidikan Islam harus digali, didayagunakan, dan dikembangkan dengan mengacu
pada asas-asas sebagaimana yang dikemukakan diatas. Melalui aplikasi
nilai-nilai Islam dalam proses penyampaian seluruh materi pendidikan Islam,
diharapkan proses itu dapat diterima, difahami, dihayati, dan diyakini sehingga
pada gilirannya memotivasi peserta didik untuk mengamalkannya dalam bentuk
nyata.
E.
Jenis-Jenis Metode Pendidikan Islam
Menurut para
ahli pendidikan, metode pendidikan yang dipakai dalam dunia pendidikan sangat
banyak. Hal ini tidak terlepas dari tujuan yang ingin dicapai dalam dunia
pendidikan, yaitu membentuk anak didik menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan
berikut ini akan beberapa metode pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli,
yaitu:
1.
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany
Dalam bukunya,
Syaibany memaparkan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a.
Metode Pengambilan
Kesimpulan atau Induktif.
Metode ini bertujuan untuk membimbing pelajar untuk
mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui jalan pengambilan
kesimpulan. Metode ini mulai dengan membahas dari bagian-bagian yang kecil
untuk sampai kepada undang-undang umum.
Metode ini dapat digunakan pada berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam. Misalnya, nahu, saraf, fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam berbagai ilmu yang lain. Dan metode ini telah digunakan oleh pendidik-pendidik dan cerdik pandai Islam. Orang-orang Islamlah yang mula-mula menggunakan dan memantapkan metode ini sebelum munculnya Roger Bacon, dan sesudah itu Francis Bacon yang selalu dianggap orang sebagai pencipta metode tersebut.
Metode ini dapat digunakan pada berbagai ilmu yang mejadi tumpuan perhatian pendidikan Islam. Misalnya, nahu, saraf, fiqhi, hitungan, teknik, fisika, kimia dan dalam berbagai ilmu yang lain. Dan metode ini telah digunakan oleh pendidik-pendidik dan cerdik pandai Islam. Orang-orang Islamlah yang mula-mula menggunakan dan memantapkan metode ini sebelum munculnya Roger Bacon, dan sesudah itu Francis Bacon yang selalu dianggap orang sebagai pencipta metode tersebut.
b.
Metode Perbandingan
Metode ini berbeda dengan metode induktif, dimana
perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada yang khusus, dari
keseluruhan kepada bagian-bagian yang kecil, dimana disebutkan prinsip umum
dahulu, kemudian diberi contoh-contoh dan perincian-perincian yang menjelaskan
dari prinsip-prinsip umum tersebut. Metode perbandingan dapat digunakan pada
pengajaran sains dan pelajaran-pelajaran yang mengandung prinsip-prinsip,
hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya termasuk bagian-bagian dan
masalah cabang. Dapat juga dipakai dalam mengajarkan bahasa, baik sastra atau
nahu, sejarah, saraf dan lain-lain.
Pendidik-pendidik dan para ulama-ulama Islam sudah banyak
menggunakan metode perbandingan dalam pengajaran, perbincangan dan dalam usaha
membuktikan kebenaran fikiran dan kepercayaan mereka pada karya-karyanya.
Terutama sesudah mereka berhubungan dengan logika Aristoteles, yang pertama
kali merupakan logika perbandingan.
c.
Metode Kuliah
Metode kuliah adalah metode yang menyatakan bahwa
mengajar menyiapkan pelajaran dan kuliahnya, mencatatkan perkara-perkara
penting yang ingin dibicarakannya. Ia memulai kuliahnya dengan mengutarakan
sepintas lalu tentang perkara-perkara penting yang ingin dibicarakan. Kemudian
menjelaskan dengan terperinci tentang perkara-perkara yang disimpulkannya pada
permulaan kuliahnya. Pelajar-pelajar mengikuti dengan mendengar dan mencatat
apa yang difahami dari kuliah itu, untuk dipelajari sekali lagi dengan cara
masing-masing.
Pendidik-pendidik Islam mengenal metode ini, sebagaimana
juga mereka telah mengenal dua metode sebelumnya. Mereka menggunakannya dalam
pengajaran, bimbingan, dan dakwah kepada jalan Allah. Mereka telah meletakkan
dasar-dasar, prinsip-prinsip dan syarat-syarat yang menjamin kejayaannya sebagai
metode mengajar dakwah.
d.
Metode Dialog dan
Perbincangan
Metode Dialog adalah metode yang berdasarkan pada dialog,
perbincangan melalui tanya jawab untuk sampai kepada fakta yang tidak dapat
diragukan, dikeritik dan dibantah lagi. Ahli-ahli pendidikan Islam telah
mengenal metode dialog yang dianggap oleh pendidik-pendidik modern berasal dari
filosof Yunani Socrates, kemudian mereka kembangkan sesuai dengan tabiat agama
dan ahlaknya. Dan atas itulah didasarkan metode perdebatan yang betul-betul
merupakan salah satu ciri-ciri khas pendidikan Islam.
e.
Metode Lingkaran
Pada metode ini, yang terus menerus dipergunakan pada
yayasan-yayasan pendidikan dalam dunia Islam semenjak bermulanya dakwah
Islamiyah. Pelajar-pelajar mengelilingi guru-gurunya dalam setengah bulatan
untuk mendengarkan syarahnya. Kalau guru itu duduk, ia duduk bersandar pada
sebuah tiang di Mesjid menghadap kiblat. Sebagian ulama mengkhususkan
tiang-tiang tertentu yang dijadikan majlisnya sepanjang hidupnya. Kalau seorang
guru telah memilih tempat tertentu untuk tempat pengajarannya maka biasanya
beliaulah mendapat keutamaan untuk menempati tempat tersebut
Guru-guru yang memasuki halaqah pelajaran harus telah
berwudu' dan berbau harum dan dalam bentuk pakaian yang baik dan dengan khusu'
kepada Allah, terutama pada pelajaran tafsir dan hadits. Guru memulai pelajaran
dengan membaca Bismillah, dengan memuji kepada Allah dan mengucapkan salawat
kepada Nabi SAW. Kemudian barulah dia memulai pelajarannya. Sehingga bila ia
selesai ditutupnya dengan membaca al-Fatihah kemudian murid-muridnya disuruh
untuk membaca pelajaran yang akan datang.
f.
Metode Riwayat
Metode ini dianggap salah satu metode dasar yang
digunakan oleh pendidik Islam. Hadits, bahasa dan sastera Arab termasuk
ilmu-ilmu Islam, dan segi-segi pemikiran Islam yang paling banyak menggunakan
metode ini. Tentang hadits Nabi, sahabat-sahabat Nabi SAW meriwayatkan apa yang
didengarnya dari beliau tentang hukum-hukum petunjuk, atau pekerjaan-pekerjaan
dan keadaan disaksikan dan dilaksanakan.
g.
Metode Mendengar
Metode ini dilakukan dengan cara mendengarkan sesuatu.
Metode ini banyak digunakan pada abad pertama dakwah Islamiyah, karena pada
saat itu tulisan dan pembacaan belum tersebar luas dimasyarakat. Dan juga
karena para ahli pada abad itu tidak senang menulis apa yang diriwayatkannya
sebab kawatir kalau tulisan itu akan serupa dengan al-Qur’an.
h.
Metode Membaca
Metode ini merupakan alat yang digunakan dalam
mengajarkan dan meriwayatkan karya ilmiah yang biasanya bukan karya guru sendiri.
Menurut metode ini murid membacakan apa yang dihafalnya kepada gurunya atau
orang lain membacanya sedang dia mendengar.
Metode ini tersebar setelah pintu ijtihad didunia Islam telah tertutup, dan pengajaran terbatas hanya pada mengikuti buku-buku tertentu yang berkisar dari situ ke situ saja, tidak boleh melampuinya. Segala usaha hanya tertumpu pada membaca, manghafal dan mengulang-ulang kata-kata orang dahulu.
Metode ini tersebar setelah pintu ijtihad didunia Islam telah tertutup, dan pengajaran terbatas hanya pada mengikuti buku-buku tertentu yang berkisar dari situ ke situ saja, tidak boleh melampuinya. Segala usaha hanya tertumpu pada membaca, manghafal dan mengulang-ulang kata-kata orang dahulu.
i.
Metode Imla’
Metode Imla’ adalah metode mencatat apa yang didengarnya.
Misalnya seorang guru membacakan sebuah naskah kemudian murid-muridnya mencatat
setiap kata yang didengarnya. Metode ini pernah digunakan pada saat memberikan
imla’ dalam hadits seperti yang dilakukan oleh Al-Sayuti pada tahun 873 H. dan
metode ini juga digunakan pada pelajaran bahasa Arab.
j.
Metode Hafalan
Metode hafalan adalah salah satu metode yang terpusat
pada hafalan. Ulama-ulama terdahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk
mengahafal al-Qur’an dan al-Hadits. Karena pada saat itu sedikit sekali yang
mengerti tentang tulis menulis. Metode hafalan ini masih digunakan sampai
sekarang, karena terbukti bisa meningkatkan pemikiran.
k.
Metode Pemahaman
Metode pemahaman adalah memahami suatu wacana yang sedang
dikaji. Metode ini sangat penting dalam pendidikan Islam, karena dengan
memahami sebuah tulisan kita bisa mengerti maksud dibalik tulisan itu. Banyak
dari kalangan kita yang hanya membaca sebuah buku tetapi sulit untuk
memahaminya. Karena metode ini memerlukan pemikiran yang lebih dibandingkan
dengan metode yang lainnya.
l.
Metode Lawatan Untuk
Menuntut Ilmu
Metode lawatan adalah berkunjung kesuatu tempat untuk
mencari ilmu atau biasa disebut dengan Studi Banding. Pada saat ini studi
banding banyak dipraktekkan dalam lingkungan pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA,
Perguruan Tinggi, bahkan instansi pemerintah maupun swasta. Hal ini didasarkan
pada manfaat yang diperoleh dari metode ini. Dengan metode ini kita akan
mempunyai banyak teman, mendapat ilmu, dan memperoleh pengalaman yang
sebelumnya tidak kita dapatkan ditempat kita belajar.Para ulama kita pada zaman
dahulu banyak yang menggunakan metode ini untuk mencari ilmu, menyebar luaskan
Islam.
2.
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah.
Abdurrahman
mengemukakan beberapa metode pendidikan, yaitu:
a.
Metode ceramah,
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara penyampaian pengertian-pengertian
bahan pembelajaran kepada pelajar dengan jalan penerangan atau penuturan secara
lisan. Tujuan yang hendak dicapai dari metode ini adalah untuk memberikan
dorongan psikologis kepada peserta didik.
b.
Metode Diskusi,
yaitu suatu sistem pembelajaran yang dilakukan dengan cara berdiskusi. Dalam
metode ini pertanyaan yang diajukan mengandung suatu masalah dan tidak bisa
diselesaikan hanya dengan satu jawaban saja. Jawaban yang terdiri dari berbagai
kemungkinan, memerlukan pemikiran yang saling menunjang dari peserta diskusi,
untuk sampai pada jawaban akhir yang disetujui sebagai jawaban yang paling
benar atau terbaik.
c.
Tanya Jawab dan Dialog,
yaitu penyampaian pembelajaran dengan guru mengajukan pertanyaan dan pelajar
atau siswa menjawabnya atau berdialog dengan cara saling bertukar fikiran.
Metode ini secara murni tidak diawali dengan ceramah, tetapi murid sebelumnya
sudah diberi tugas, membaca materi pelajaran tertentu dari sebuah buku.
Teknik ini akan membawa kepada penarikan deduksi. Dalam
pendidikan, deduksi merupakan suatu metode pemikiran logis yang sangat
bermanfaat. Formulasi dari suatu metode umum diluar fakta ternyata lebih
berguna sebab peserta didik akan dapat membandingkan dan menyusun
konsep-konsep.
d.
Metode perumpamaan
atau Metafora. Penjelasan konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit
memberi gambaran yang jelas bagi peserta didik. Perumpamaan disini adalah
perumpamaan yang terdapat dalam al-Qur'an. Seperti yang terdapat dalam Surat
Ankabut ayat 41, yang artinya: perumpamaan-perumpamaan orang-orang yang
mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah, padahal sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah
laba-laba kalau mereka mengetahuit (Ankabut 41)
e.
Metode hukuman,
yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada peserta didik.
Hukuman merupakan metode paling buruk dari metode yang lainnya, tetapi dalam kondisi
tertentu harus digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah:
hukuman adalah metode kuratif artinya tujuan hukuman untuk memperbaiki peserta
didik dan bukan untuk balas dendam, hukuman baru digunakan apabila metode yang
lainnya tidak berhasil, sebelum dijatuhi hukuman peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk memperbaiki dirinya, hukuman yang dijatuhkan kepada peserta
didik, hendaknya dapat dimengerti oleh peserta didik, sehingga ia sadar akan
kesalahannya.
3.
Menurut Abd al-Rahman al-Nahlawi
Al-Nahwali
mengemukakan metode pendidikan yang berdasarkan Metode Qur’an dan Hadits yang
dapat menyentuh perasaan yaitu:
a.
Metode Hiwar
(percakapan) Qur’ani dan Nabawi, adalah percakapan silih berganti antara dua
pihak atau lebih mengenai suatu topik, dan sengaja diarahkan kepada suatu
tujuan yang dikehendaki oleh pendidik.
Jenis-jenis hiwar ini ada 5 macam, yaitu: (1) Hiwar
Khitabi, merupakan dialog yang diambil dari dialog antara Tuhan dengan
hamba-Nya. (2) Hiwar Washfi, yaitu dialog antara Tuhan dengan malaikat atau
dengan makhluk gaib lainnya. Seperti dalam surat Ash-Shaffat ayat 27-28 Allah
SWT berdialog dengan malaikat tentang orang-orang zalim. (3) Hiwar Qishashi
terdapat dalam al-Qur'an, yang baik bentuk maupun rangkaian ceritanya sangat
jelas, merupakan bagian dari Uslub kisah dalam Al-Qur'an. Seperti Syuaib dan
kaumnya yang terdapat dalam Surat Hud ayat 84-85. (4) Hiwar Jadali adalah hiwar
yang bertujuan untuk memantapkan hujjah atau alasan baik dalam rangka
menegakkan kebenaran maupun menolak kebatilan. Contohnya dalam al-Qur'an terdapat
dalam Surat An-Najm ayat 1-5. (5) Hiwar Nabawi adalah hiwar yang digunakan oleh
Nabi dalam mendidik sahabat-sahabatnya.
b.
Metode Kisah Qur’ani
dan Nabawi, adalah penyajian bahan pembelajaran yang menampilkan cerita-cerita
yang terdapat dalam al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Kisah Qur'ani bukan
semata-mata karya seni yang indah, tetapi juga suatu cara mendidik umat agar
beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, Kisah sebagai metode pendidikan
yang sangat penting, karena dapat menyentuh hati manusia.
c.
Metode Amtsal
(perumpamaan) Qur’ani, adalah penyajian bahan pembelajaran dengan mengangkat
perumpamaan yang ada dalam al-Qur’an. Metode ini mempermudah peserta didik
dalam memahami konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu
mengambil benda konkrit seperti kelemahan Tuhan orang kafir yang diumpamakan
dengan sarang laba-laba, dimana sarang laba-laba itu memang lemah sekali
disentuh dengan lidipun dapat rusak. Metode ini sama seperti yang disampaikan
oleh Abdurrahman Saleh Abdullah.
d.
Metode keteladanan,
adalah memberikan teladan atau contoh yang baik kepada peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Metode ini merupakan pedoman untuk bertindak dalam
merealisasikan tujuan pendidik. Pelajar cenderung meneladani pendidiknya, ini
dilakukan oleh semua ahli pendidikan, baik di barat maupun di timur. Dasarnya
karena secara psikologis pelajar memang senang meniru, tidak saja yang baik,
tetapi yang tidak baik juga ditiru.
e.
Metode Pembiasaan,
adalah membiasakan seorang peserta didik untuk melakukan sesuatu sejak dia
lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan
peserta didik hari ini akan diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya.
f.
Metode Ibrah dan
Mau’izah. Metode Ibrah adalah penyajian bahan pembelajaran yang bertujuan
melatih daya nalar pembelajar dalam menangkap makna terselubung dari suatu
pernyataan atau suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada intisari
sesuatu yang disaksikan, yang dihadapi dengan menggunakan nalar. Sedangkan
metode Mau’izah adalah pemberian motivasi dengan menggunakan keuntungan dan
kerugian dalam melakukan perbuatan
g.
Metode Targhib dan
Tarhib. Metode Targhib adalah penyajian pembelajaran dalam konteks kebahagian
hidup akhirat. Targhib berarti janji Allah terhadap kesenangan, kenikmatan
akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah penyajian bahan pembelajaran dalam
konteks hukuman akibat perbuatan dosa yang dilakukan. Atau ancaman Allah karena
dosa yang dilakukan.
Demikianlah
beberapa hal yang dapat kami paparkan dalam makalah ini. Semoga dengan hadirnya
makalah ini bisa membuka wacana berfikir kita dalam mengembangkan pendidikan
kearah yang lebih baik dimasa depan.
F.
Kesimpulan
Dari uraian
singkat diatas dapat kami simpulkan beberapa hal, yaitu ternyata dalam dunia
pendidikan memiliki banyak metode pendidikan. Karena dalam pendidikan seorang
pendidikan tidak hanya mengenal satu karakter orang saja tetapi banyak
karakter, hal ini menyebabkan ketika pendidik sedang mengajar akan menghadapi
masalah yang berbeda-beda. Disamping itu metode pendidikan merupakan jembatan
yang bisa menghubungkan pendidik dengan peserta didik, seandainya metode ini
tidak ada pendidik akan kesulitan dalam menerapkan kurikulum dan tujuan yang
ingin dicapainya.
Metode
pendidikan sangat penting dalam dunia pendidikan, untuk itu setiap pendidik
hendaknya mengetahui tentang metode pendidikan. Bukan saja secara formal tetapi
yang tidak formalpun harus diketahui. Banyak para ahli pendidikan dahulu maupun
sekarang memformulasikan metode pendidikan, tetapi pada kenyataannya memilki
satu tujuan yaitu membentuk manusia yang terdidik.
Mungkin hanya
itu saja yang dapat kami simpulkan dari beberapa uraian diatas. semoga
bermanfaat bagi kita semua, khususnya generasi muda yang akan terjun
dimasyarakat tentunya harus mempunyai bekal yang matang dan baik.
G.
Daftar Pustaka
Ø
Al-Syaibany, Omar
Mohammad Al-Thoumy, “Falsafah Pendidikan
Islam”, Terjemahan Hasan Lalunggung, Jakarta:Bulan Bintang, 1979
Ø
Arifin, H. M, “Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta:
Bina Aksara, 1987.
Ø
Barnadib, Imam, “Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode”,
Yogyakarta: Yayasan Penerbitan IKIP Yogyakarta, cet. Ke-6, 1990.
Ø
Jalaluddin dan Usman
Said, “Filsafat Pendidikan Islam, Konsep
dan Perkembangan pemikirannya”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994.
Ø
Nata, H. Abudin, “Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1997
Noor Syam, Mohammad, Falsafah Pendidikan Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Noor Syam, Mohammad, Falsafah Pendidikan Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Ø
Nizar, H. Samsul, “Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis”, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Ø
Nawawi, H. Hadari, “Pendidikan Dalam Islam”, Surabaya:
Al-Iklas, 1993.
Ø
Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Kalam
Mulia, 2002.